Rabu, 10 November 2010


PABBARESSENG BANJIR LAGI

Luwu, Banjir yang terjadi empat kali dalam sebulan menyebabkan kerugian masyarakat Desa Pabbaresseng Kecamatan Bua sampai ratusan juta rupiah.

Kepada LKI Mitra, warga mengungkapkan kerugian setiap banjir diperkirakan puluhan juta bahkan ratusan juta rupiah. “Setiap banjir kami petani rumput laut termasuk petani rumput Gracilia merugi karena rumput kami selalu hanyut terbawa banjir, selain itu adapula yang merugi karena tambak ikan Bandeng dan Udang rubuh tergerus air yang menyebabkan Bandeng dan Udang Windu lepas,” ungkap Yani.

Banjir yang terjadi akhir akhir ini membuat panik warga karena kejadiannya pada malam hari. “Biasanya jam 10.00 kalau hujan deras selalu banjir, dan surut pada jam 3.00”. ungkap Ikbal warga desa Pabbaresseng yang sedang membersihkan rumahnya.

Besarnya air banjir akhir akhir ini disebabkan oleh karena penanganan sungai yang tidak berimbang dimana di desa Barowa (berseblahan dengan Pabbaresseng, red) telah dibangun Tanggul Bronjong ditambah dengan pondasi setinggi 80 cm yang menyebabkan air berpaling ke Desa Pabbaresseng, sementara desa Pabbaresseng tidak ada perbaikan semacam tanggul atau Bronjong sehingga air meluap, hal ini diungkapkan Razak Amir, warga desa Pabbaresseng.

Banjir juga merusak bangunan bangunan seperti tanggul tambatan perahu, dan jalan yang sedang dalam perbaikan yaitu pembuatan Talud jalan menghubungkan desa Pammesakang yang saat ini sedang dibangun PNPM ikut terbawa air bersama material seperti pasir dan semen. Jelas Amir pengawas pelaksana Pembuatan Talud PNPM saat ditemui di lapangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Pesan Buat Kami