Selasa, 10 Agustus 2010

MONUMEN LAPANDOSO PABARESSENG








Muh. Amran Amir, S.Hut

Monumen Lapandoso Desa Pabbaresseng, makin ramai dikunjungi masyarakat baik dari dalam desa mapun dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan. Monumen yang dibangun masyarak secara swadaya sejak tahun 1989 dibawah pemerintahan desa bapak H.M. Arifin Kasma cukup mendapat perhatian dari masyarakat.

Monumen Lapandoso adalah Monumen yang dibangun untuk mengenang sejarah Pendaratan Islam yang dibawah oleh Datok Sulaiman, seorang Khatib dari negeri Buo sawah Lunto padang yang berlabuh di Tanah Bua sekitar tahun 1603 Masehi.

Monumen ini ramai dikunjungi oleh masyarakat setiap saat, seperti pada saat syukuran hasil panen rumput laut masyarakat,menjelang acara-acara islami, pada saat masuk dan selesai Ramadhan.

Keindahan pesona Monumen Lapandoso yang letaknya di tepi Pantai Desa Pabbaresseng terasa nyaman dengan hembusan angin laut dan ombak yang bersahabat dengan pengunjung. Kenyamanan ini tergambar pada dua (2) yaitu ketika Air pasang pengunjung berenang menyusuri bibir pantai dan menelusuri hutan mangrove(bakau)bahkan pengunjung memancing ikan di pinggir Monumen. Apabila Air laut Surut pengunjung bisa mencari kerang yang dalam bahasa daerahnya disebut dengan :Bondro-bondro, Tambianga, Cindropa, Burungan, Kalaweda, Tobo, Kima, dan Jenis Kepiting (Bungkang bhasa daerahnya.

Untuk sampai di lokasi ini pengunjung melewati Route :
1. Jalan Trans Palopo-Makassar : Singgah Di Bua nampak Gerbang Monumen Lapandoso, Lanjutkan Perjalanan Ke Desa Pabbaresseng dengan Naik kendaraan Roda 4 atau 2, disini juga tersedia sarana transportasi lokal yaitu Ojek
2. Setelah sampai di Desa Pabbaresseng Dusun Muladimeng atau Pintu masuk pengunjung bisa naik perahu Balak-balak star dari Tanggul PNPM. Disini juga tempat wisata mancing. Biaya naik perahu sekali perjalanan 20 ribu PP.
Pengunjung juga bisa jalan kaki menuju lokasi.